Berita Guru
Kota - Selasa, 24 Jul 2012 01:21 WIB
Ratusan Guru Tagih
Tunjangan Sertifikasi yang Tak Kunjung Disalurkan
|
Medan, (Analisa).
Ratusan guru yang tergabung dalam Forum Komunitas Guru Sumatera Utara (FKGS)
mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Medan(Disdik Medan) di Jalan Pelita
IV Medan, Senin (23/7). Kedatangan guru tersebut untuk mempertanyakan
tunjangan profesi yang belum dibayarkan hingga triwulan kedua.
"Berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34 tahun 2011, tunjangan profesi guru
seharusnya dibayarkan pada bulan April. Kita tunggu hingga 6 bulan mana tau
dibayarkan sekaligus, tapi hingga bulan Juli belum juga dibayarkan. Jadi
triwulan pertama tidak keluar begitu juga triwulan kedua,"ujar Ketua
FKGS, Marudut Siringo-ringo, kepada wartawan di Aula Disdik Medan.
Masihnya, atas pertanyaan yang disampaikan para guru, Kasubbag Kepegawaian dan Sekretaris Sertifikasi Kota Medan Alfiansyah Purba berjanji dalam dua bulan ini akan segera diproses seluruhnya. "Dia (Alfiansyah) janji untuk sertifikasi guru bulan Januari, Februari akan segera dibayarkan dan sisa sebulan lagi akan dibayarkan seminggu ke depan. Sedangkan untuk tiga bulan yakni Mei, Juni, dan Juli akan dibayarkan sekitar pertengahan Agustus nanti,"ucapnya. Namun sambung Marudut jika nantinya tidak terlaksana juga guru-guru akan kembali bertanya ke Disdik Medan, bukan dengan cara berdemo yang selama ini dianggap tidak beretika. Selain itu, kedatangan para guru juga mempertanyakan mekanisme Uji Kompetensi Guru(UKG), dan dana bantuan kesejahteraan dari Gubernur sebesar Rp60 ribu tiap bulannya yang tidak lagi diterima para guru sejak 2011 lalu. Dimana untuk UKG, dia mengatakan tidak ada mekanisme yang jelas sehingga FKGS secara tegas menolak adanya UKG karena tidak ada sosialisasi kepada guru sehingga tidak memahami teknis dan sistemnya "Para guru sudah mengikuti PLPG selama dua minggu yang dilakukan LPTK dalam hal ini Unimed sehingga mendapatkan sertifikat. Kenapa harus ada lagi uji kompetensi, sementara dalam PLPG kemarin saja ada guru yang meninggal dunia karena stress. Seharusnya guru tidak perlu lagi mengikuti uji kompetensi melainkan pelatihan-pelatihan dan penyegaran yang dilatih tenaga professional sehingga ada peningkatan kualitas guru,"ucapnya. Informasi Salah Di tempat terpisah, Kadis Pendidikan Kota Medan, Dr M Rajab Lubis, MPd mengatakan, Ujian Kompetensi Guru (UKG) adalah untuk mengukur kompetensi guru baik yang bersertifikat maupun tidak. Kedua, hasil UKG tidak ada berkaitan dengan pencabutan dan pemberhentian tunjungan fungsional. UKG hanya membuat pemetaan yang gunanya supaya aktivitas pembinaan peningkatan kualitas guru yang kompeten tetap sasaran. Misalnya salah seorang guru mendapat nilai 9, satu lagi mendapat 7, maka jika mendapat nilai sembilan cukup hanya mendapat dua kali training saja, sedangkan yang mendapat 7 bisa mendapat 5 kali training. "Ini dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru yang bersertifikat," kata Rajab saat ditemui di SMA Negeri 1 Medan. Kegunaan lainnya, lanjutnya merupakan entry point untuk melakukan pengembangan pembinaan kompetensi guru. Menurutnya, dalam pengembangan dan kemajuan teknologi saat ini maka pembinaan terhadap guru tidak boleh berhenti, masalah pastinya akan muncul setiap hari makanya tidak ada kata berhenti dan istrirahat. Dia menilai guru-guru di Medan takut adanya UKG karena guru-guru tersebut tidak mendapat informasi yang benar. "Maka saya katakan UKG tidak ada hubungan dengan pencabutan dan pemberhentian tunjungan profesi guru. Nol sekali yang didapat guru tidak ada hubungan dengan tunjangan profesi,"tegasnya. Sementara soal keterlambatan pembayaran tunjangan profesi, katanya itu bukan di dinas pendidikan permasalahannya tapi berkaitan dengan kinerja bagian keuangan kabupaten/kota. Uang itu sudah dua bulan ditampung maka kita usahakan sebelum lebaran sudah bisa dicairkan. "Dokumen sudah lengkap berbulan-bulan yang lalu dan saat ini tinggal menunggu pencairan saja,"ucapnya. (maf) |
Selasa, 31 Juli 2012
THE VOICE OF TEACHERS
Guru berteriak dan terus berteriak
Sebagian menangis hingga kering air-mata mereka.
Air mata guru honor yang mengabdi puluhan tahun,
tanpa penghargaan yang pantas.
Berhari2, berbulan2, bahkan bertahun2 mereka
berteriak,
Hingga hari ini tak juga
didengar, tak tahu kenapa?
Setiap hari tenaga dan otak diperas.
Sampai kering keringat
dan bahkan airmata mereka.
MR. PRESIDENT!
Kami guru honor
Kami puluhan tahun
mengabdi.
Keringat telah kami peras,
Air-mata terkuras, tanpa penghargaan yang pantas.
Where are you, when
we need you?
Who is still proud of you now?
Jakarta, 2011
Mbah Nung
SEANDAINYA
Karya: Mbah Nung
Karya: Mbah Nung
Seandainya aku adalah menteri
Tidak akan aku bikit
sulit guru
Karena guru sudah
terlalu banyak memberi
Hampir seluruh waktunya
di korbankan untuk murid-muridnya
Jam 6:30 sudah harus
berdiri didepan kelas
Jadi jam berapa
berangkat dari rumah?
Jam 16:00 atau kadang
hampir gelap baru tiba dirumah
Lelah dan penat tak
pernah gundah
Tubuh tua yang semakin
renta
Terus dipacu seperti
kuda troya
Sampai di rumah peras
keringat untuk keluarga
Tenaga sudah hampir tak
tersisa
Malam pun tiba
Sang Guru belum
istirahat juga
Bikin RPP, dan
perangkat belajar lainnya
Kadang koreksi, bikin
soal tak dilupakannya
Akhirnya kelelahan yang
tak dirasa
Kadang dia
tertidur di meja kerjanya
Lihatlah Pak, mereka!
Apapun dikorbankan
untuk bangsa dan negaranya
Sekarang apa
balasan untuk mereka?
TKD lebih kecil dari
pesuruh
Sertifikasi
disulit-sulitin Dikemas sedemikian rupa
hingga Sang Guru
seperti hilang martabatnya
Seolah hidup mereka ada
ditangan orang-orang PEMDA
Wahai Sang
Penguasa…………….
Itukan balasanmu untuk mereka?
Kami adalah orang-orang
yang dituntut,
Untuk selalu sabar dan mengalah
Puluhan tahun kami
dininabobokan,
dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa
Sorry Boss,
Kami tak perlu gelar
itu
Anak dan istri kami
tidak makan gelar
Tidak minum gelar
Apa arti gelar yang kau
tebar?
Jika sekolah anak kami
tak terbayar.
Jika hidup kami hanya
kau jadikan kelakar
Kau hinakan kami
didepan para pesuruh
Hingga dada ini terasa
gemuruh
Menahan rasa amarah
yang kian kisruh.
Sorry Boss,
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu lama hati kami gundah
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu
lama hati kami resah
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Kami bukan orang-orang
lemah
Kami takkan berhenti
melangkah
Sampai tuan berkata,
Ya Sudahlah,
Aku yang salah.
Jakarta, 2011
Jakarta, 2011
SEANDAINYA
Seandainya aku adalah menteri
Tidak akan aku bikit
sulit guru
Karena guru sudah
terlalu banyak memberi
Hampir seluruh waktunya
di korbankan untuk murid-muridnya
Jam 6:30 sudah harus
berdiri didepan kelas
Jadi jam berapa
berangkat dari rumah?
Jam 16:00 atau kadang
hampir gelap baru tiba dirumah
Lelah dan penat tak
pernah gundah
Tubuh tua yang semakin
renta
Terus dipacu seperti
kuda troya
Sampai di rumah peras
keringat untuk keluarga
Tenaga sudah hampir tak
tersisa
Malam pun tiba
Sang Guru belum
istirahat juga
Bikin RPP, dan
perangkat belajar lainnya
Kadang koreksi, bikin
soal tak dilupakannya
Akhirnya kelelahan yang
tak dirasa
Kadang dia
tertidur di meja kerjanya
Lihatlah Pak, mereka!
Apapun dikorbankan
untuk bangsa dan negaranya
Sekarang apa
balasan untuk mereka?
TKD lebih kecil dari
pesuruh
Sertifikasi
disulit-sulitin Dikemas sedemikian rupa
hingga Sang Guru
seperti hilang martabatnya
Seolah hidup mereka ada
ditangan orang-orang PEMDA
Wahai Sang
Penguasa…………….
Itukan balasanmu untuk mereka?
Kami adalah orang-orang
yang dituntut,
Untuk selalu sabar dan mengalah
Puluhan tahun kami
dininabobokan,
dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa
Sorry Boss,
Kami tak perlu gelar
itu
Anak dan istri kami
tidak makan gelar
Tidak minum gelar
Apa arti gelar yang kau
tebar?
Jika sekolah anak kami
tak terbayar.
Jika hidup kami hanya
kau jadikan kelakar
Kau hinakan kami
didepan para pesuruh
Hingga dada ini terasa
gemuruh
Menahan rasa amarah
yang kian kisruh.
Sorry Boss,
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu lama hati kami gundah
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu
lama hati kami resah
Jangan salahkan, jika
kami akhirnya benar-benar marah!
Kami bukan orang-orang
lemah
Kami takkan berhenti
melangkah
Sampai tuan berkata,
Ya Sudahlah,
Aku yang salah.
Jakarta, 2011
Karya: Mbah Nung
Suatu pagi di-sebuah sekolah
Karya: Mbah Nung
Baru aku tahu
Ternyata sekolah jadi sapi perahan
Oleh kaki –tangan para pejabat
Yang berkedok lakukan pembinaan
Dalam sebuah pemeriksaan
Tanpa basa-basi kau minta
Ehm………. 8 juta
Sekolah sanggupi 5 juta
Lalu saling kedip mata
Dan nyanyikan lagu ya ya ya
Tanda setuju
Lalu aku bertanya-tanya
Koq bisa begitu?
Apa memang begitu?
Mari kita tanyakan
pada rumput yang bergoyang
Jakarta, Juni-2011
Suatu pagi di-sebuah sekolah
Karya: Mbah Nung
Baru aku tahu
Ternyata sekolah jadi sapi perahan
Oleh kaki –tangan para pejabat
Yang berkedok lakukan pembinaan
Dalam sebuah pemeriksaan
Tanpa basa-basi kau minta
Ehm………. 8 juta
Sekolah sanggupi 5 juta
Lalu saling kedip mata
Dan nyanyikan lagu ya ya ya
Tanda setuju
Lalu aku bertanya-tanya
Koq bisa begitu?
Apa memang begitu?
Mari kita tanyakan
pada Mbah Nung yg sudah tidak bergoyang.
Jakarta, Juni-2011
Catatan Kecil Orang Kecil
Karya: Mbah Nung
Masa kecil yang
kelam,
Terselubung
hitamnya awan,
Dan redupnya matahari yang kusam.
Aku melangkah di-lorong-lorong jahanam,
Tanpa kukenali mana siang mana malam.
Hanya satu yang aku tahu,
Semangatku tak boleh padam.
Usia muda yang terbebani,
Oleh himpitan zaman yang belum kukenali.
Siang malam ku kejar mimpi.
Lewati asa yang hampir mati,
Kadang kumerangkak,
karena tak lagi sanggup berdiri.
Kadang kuterkulai,
Terbujur tanpa kata tanpa suara.
Nafaspun tinggal satu-satu.
Namun tiba-tiba Engkau datang,
Dengan seribu malaikatMU.
Kaubangunkan aku dari mati suriku.
Aku ternganga dan berteriak,
Hendak kau bawa kemana aku?
Juni,2011
Guru Menggugat(1)
Karya: Mbah Nung
Beban di-pundak yang semakin berat
Harus dikerjakan tanpa cacat
Dibawah bayang –bayang kezaliman
Para pengkhianat.
Yaitu para pejabat yang kuwalat.
Bagaimana tidak disebut pengkhianat kuwalat?
Semua biaya pendidikan disunat,
Untuk memanjakan sanak kerabat.
Apapun yang ada dibabat.
Wahai Sang Penguasa!
Lihatlah guru yang malang!
Katanya mau disejahterakan,
Tapi kenapa tunjangan sertifikasi hanya ½ hati.
Katanya sebulan sekali,
Ini sudah hampir setahun,
koq belum dikabari.
Apa nunggu dulu kami mati,
Baru kemudian disantuni?
Wahai Sang Penguasa!
Kami tak sanggup lagi berbasa-basi,
Menunggu sikapmu yang tak pasti
Plintat-plintut kaya tukang obat
Hanya mengundang Tuhan melaknat,
Kami datang untuk menggugat.
Hentikan intimidasi,
Dan segeralah bertaubat.
Perbaiki akhlakmu,
Perbaiki moralmu.
Atau tunggu kami naik panggung dan bernyanyi
Lagu KEMATIAN ANAK NEGERI?
Atau tunggu kami MOGOK,
Sampai turun BAPAK MENTERI?
Jakata, Juni- 2011
Pagiku pagi-pagi
Karya: Mbah
Nung
Pagi ini
kubuka hariku dengan meriang.
Badan pegel2,
kepala pusing dan keringat dingin.
Kutatap langit
di luar nampak tak bersahabat.
Bahkan matahari merangkak perlahan,
dengan wajah
muram dan jutek.
Seolah
mewakili wajah teman2ku,
Yang terlambat
dapet tunjangan sertifikasi.
Jakarta 2011
Minggu, 22 Juli 2012
Jumat, 20 Juli 2012
GURU.COM: Gonjang-ganjingdi-negerinya para malingKarya...
GURU.COM:
Gonjang-ganjing di- negerinya para maling
Gonjang-ganjing di- negerinya para maling
Karya: Mbah Nung
Aku hidup di negerinya para maling
Orang idealis dianggap sinting
Mau jadi pahlawan,
Malah diteriakin dan diusir seperti
anjing
Wahai kawan
Haruskah aku melarikan diri?
Atau diam dan sembunyi?
Atau seperti dulu lagi,
Naik ke-panggung lalu bernyanyi.
Lagu genta demokrasi.
Lalu para
petinggi mencaci –maki
Dengan lagu najis konspirasi
Dengan lagu haram intimidasi
Jakarta 2011
Selasa, 17 Juli 2012
GONJANG-GANJING DI NEGERINYA PARA MALING BY MBAH NUNG
Gonjang-ganjing
di-negerinya para maling
Karya:Mbah Nung
Aku hidup di negerinya para maling
Orang idealis dianggap sinting
Mau jadi pahlawan,
Malah diteriakin dan diusir
seperti anjing
Wahai kawan!
Haruskah kita melarikan diri?
Atau diam dan sembunyi?
Atau seperti dulu lagi,
Naik ke-panggung lalu bernyanyi.
Lagu genta demokrasi.
Lalu para petinggi
mencaci –maki
Dengan lagu najis konspirasi.
Dengan lagu haram intimidasi
THE VOICE OF TEACHERS
Karya:Mbah Nung
GURU BERTERIAK ratusan bahkan ribuan kali
Berhari2, berbulan2 bahkan bertahun2.
Hingga hari ini tak juga didengar, tak tahu kenapa?
Setiap hari tenaga dan otak diperas
Sampai
kering keringat dan bahkan airmata kami.
MR. PRESIDENT,
Where are you
when we need you?
Dimana keadilan yang kau dengung2kan?
Apa yang bisa lagi kami
banggakan ?
You are very slow like a snail.
MR. PRESIDENT,
Where are our sertificationS fund?
MR. PRESIDENT,
Where are our sertificationS fund?
MR. PRESIDENT,
Who is still proud of you now???????????
Jakarta
2011
Langganan:
Postingan (Atom)