gurumenggugat.blogspot.com

Selasa, 31 Juli 2012


Berita Guru
Kota - Selasa, 24 Jul 2012 01:21 WIB
Ratusan Guru Tagih Tunjangan Sertifikasi yang Tak Kunjung Disalurkan
Medan, (Analisa). Ratusan guru yang tergabung dalam Forum Komunitas Guru Sumatera Utara (FKGS) mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Medan(Disdik Medan) di Jalan Pelita IV Medan, Senin (23/7). Kedatangan guru tersebut untuk mempertanyakan tunjangan profesi yang belum dibayarkan hingga triwulan kedua.
"Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34 tahun 2011, tunjangan profesi guru seharusnya dibayarkan pada bulan April. Kita tunggu hingga 6 bulan mana tau dibayarkan sekaligus, tapi hingga bulan Juli belum juga dibayarkan. Jadi triwulan pertama tidak keluar begitu juga triwulan kedua,"ujar Ketua FKGS, Marudut Siringo-ringo, kepada wartawan di Aula Disdik Medan.

Masihnya, atas pertanyaan yang disampaikan para guru, Kasubbag Kepegawaian dan Sekretaris Sertifikasi Kota Medan Alfiansyah Purba berjanji dalam dua bulan ini akan segera diproses seluruhnya.

"Dia (Alfiansyah) janji untuk sertifikasi guru bulan Januari, Februari akan segera dibayarkan dan sisa sebulan lagi akan dibayarkan seminggu ke depan. Sedangkan untuk tiga bulan yakni Mei, Juni, dan Juli akan dibayarkan sekitar pertengahan Agustus nanti,"ucapnya.

Namun sambung Marudut jika nantinya tidak terlaksana juga guru-guru akan kembali bertanya ke Disdik Medan, bukan dengan cara berdemo yang selama ini dianggap tidak beretika.

Selain itu, kedatangan para guru juga mempertanyakan mekanisme Uji Kompetensi Guru(UKG), dan dana bantuan kesejahteraan dari Gubernur sebesar Rp60 ribu tiap bulannya yang tidak lagi diterima para guru sejak 2011 lalu.

Dimana untuk UKG, dia mengatakan tidak ada mekanisme yang jelas sehingga FKGS secara tegas menolak adanya UKG karena tidak ada sosialisasi kepada guru sehingga tidak memahami teknis dan sistemnya

"Para guru sudah mengikuti PLPG selama dua minggu yang dilakukan LPTK dalam hal ini Unimed sehingga mendapatkan sertifikat. Kenapa harus ada lagi uji kompetensi, sementara dalam PLPG kemarin saja ada guru yang meninggal dunia karena stress. Seharusnya guru tidak perlu lagi mengikuti uji kompetensi melainkan pelatihan-pelatihan dan penyegaran yang dilatih tenaga professional sehingga ada peningkatan kualitas guru,"ucapnya.

Informasi Salah

Di tempat terpisah, Kadis Pendidikan Kota Medan, Dr M Rajab Lubis, MPd mengatakan, Ujian Kompetensi Guru (UKG) adalah untuk mengukur kompetensi guru baik yang bersertifikat maupun tidak. Kedua, hasil UKG tidak ada berkaitan dengan pencabutan dan pemberhentian tunjungan fungsional. UKG hanya membuat pemetaan yang gunanya supaya aktivitas pembinaan peningkatan kualitas guru yang kompeten tetap sasaran. Misalnya salah seorang guru mendapat nilai 9, satu lagi mendapat 7, maka jika mendapat nilai sembilan cukup hanya mendapat dua kali training saja, sedangkan yang mendapat 7 bisa mendapat 5 kali training. "Ini dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru yang bersertifikat," kata Rajab saat ditemui di SMA Negeri 1 Medan.

Kegunaan lainnya, lanjutnya merupakan entry point untuk melakukan pengembangan pembinaan kompetensi guru.

Menurutnya, dalam pengembangan dan kemajuan teknologi saat ini maka pembinaan terhadap guru tidak boleh berhenti, masalah pastinya akan muncul setiap hari makanya tidak ada kata berhenti dan istrirahat.

Dia menilai guru-guru di Medan takut adanya UKG karena guru-guru tersebut tidak mendapat informasi yang benar. "Maka saya katakan UKG tidak ada hubungan dengan pencabutan dan pemberhentian tunjungan profesi guru. Nol sekali yang didapat guru tidak ada hubungan dengan tunjangan profesi,"tegasnya.

Sementara soal keterlambatan pembayaran tunjangan profesi, katanya itu bukan di dinas pendidikan permasalahannya tapi berkaitan dengan kinerja bagian keuangan kabupaten/kota. Uang itu sudah dua bulan ditampung maka kita usahakan sebelum lebaran sudah bisa dicairkan. "Dokumen sudah lengkap berbulan-bulan yang lalu dan saat ini tinggal menunggu pencairan saja,"ucapnya. (maf)


THE VOICE OF TEACHERS

Guru berteriak dan terus berteriak
Sebagian menangis hingga kering air-mata mereka.
Air mata guru honor yang mengabdi puluhan tahun,
tanpa penghargaan yang pantas.
Berhari2, berbulan2, bahkan bertahun2  mereka  berteriak,
Hingga hari ini tak juga  didengar, tak tahu kenapa?
Setiap hari tenaga dan otak diperas.
Sampai  kering keringat dan bahkan airmata mereka.

MR. PRESIDENT!
Kami guru honor
Kami  puluhan tahun mengabdi.
Keringat telah kami peras,
Air-mata terkuras, tanpa penghargaan yang pantas.
Where are you, when  we need you?
Who is still proud of you now?

Jakarta, 2011
Mbah Nung


SEANDAINYA
Karya: Mbah Nung



Seandainya aku adalah menteri
Tidak akan aku bikit sulit guru
Karena guru sudah terlalu banyak memberi
Hampir seluruh waktunya di korbankan untuk murid-muridnya
Jam 6:30 sudah harus berdiri didepan kelas
Jadi jam berapa berangkat dari rumah?

Jam 16:00 atau kadang hampir gelap baru tiba dirumah
Lelah dan penat tak pernah  gundah
Tubuh tua yang semakin renta
Terus dipacu seperti kuda troya
Sampai di rumah peras keringat untuk keluarga
Tenaga sudah hampir tak tersisa

Malam pun tiba
Sang Guru belum istirahat juga
Bikin RPP, dan perangkat belajar lainnya
Kadang koreksi, bikin soal tak dilupakannya
Akhirnya kelelahan yang tak dirasa
Kadang dia tertidur  di meja kerjanya
Lihatlah Pak, mereka!
Apapun dikorbankan untuk bangsa dan negaranya

Sekarang apa balasan  untuk mereka?
TKD lebih kecil dari pesuruh
Sertifikasi disulit-sulitin Dikemas sedemikian rupa
hingga Sang Guru seperti hilang martabatnya
Seolah hidup mereka ada ditangan orang-orang PEMDA
Wahai Sang Penguasa…………….
Itukan balasanmu untuk mereka?

Kami adalah orang-orang yang dituntut,
 Untuk selalu sabar dan mengalah
Puluhan tahun kami dininabobokan,
 dengan gelar pahlawan  tanpa tanda jasa

Sorry Boss,
Kami tak perlu gelar itu
Anak dan istri kami tidak makan gelar
Tidak minum gelar
Apa arti gelar yang kau tebar?
Jika sekolah anak kami tak terbayar.
Jika hidup kami hanya kau jadikan kelakar
Kau hinakan kami didepan para pesuruh
Hingga dada ini terasa gemuruh
Menahan rasa amarah yang kian kisruh.

Sorry Boss,
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
 Sebab Sudah terlalu lama hati kami gundah
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu lama hati kami resah
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
Kami bukan orang-orang lemah
Kami takkan berhenti melangkah
Sampai tuan berkata,
Ya Sudahlah,
Aku yang salah.


Jakarta, 2011
















SEANDAINYA

Seandainya aku adalah menteri
Tidak akan aku bikit sulit guru
Karena guru sudah terlalu banyak memberi
Hampir seluruh waktunya di korbankan untuk murid-muridnya
Jam 6:30 sudah harus berdiri didepan kelas
Jadi jam berapa berangkat dari rumah?

Jam 16:00 atau kadang hampir gelap baru tiba dirumah
Lelah dan penat tak pernah  gundah
Tubuh tua yang semakin renta
Terus dipacu seperti kuda troya
Sampai di rumah peras keringat untuk keluarga
Tenaga sudah hampir tak tersisa

Malam pun tiba
Sang Guru belum istirahat juga
Bikin RPP, dan perangkat belajar lainnya
Kadang koreksi, bikin soal tak dilupakannya
Akhirnya kelelahan yang tak dirasa
Kadang dia tertidur  di meja kerjanya
Lihatlah Pak, mereka!
Apapun dikorbankan untuk bangsa dan negaranya

Sekarang apa balasan  untuk mereka?
TKD lebih kecil dari pesuruh
Sertifikasi disulit-sulitin Dikemas sedemikian rupa
hingga Sang Guru seperti hilang martabatnya
Seolah hidup mereka ada ditangan orang-orang PEMDA
Wahai Sang Penguasa…………….
Itukan balasanmu untuk mereka?

Kami adalah orang-orang yang dituntut,
 Untuk selalu sabar dan mengalah
Puluhan tahun kami dininabobokan,
 dengan gelar pahlawan  tanpa tanda jasa

Sorry Boss,
Kami tak perlu gelar itu
Anak dan istri kami tidak makan gelar
Tidak minum gelar
Apa arti gelar yang kau tebar?
Jika sekolah anak kami tak terbayar.
Jika hidup kami hanya kau jadikan kelakar
Kau hinakan kami didepan para pesuruh
Hingga dada ini terasa gemuruh
Menahan rasa amarah yang kian kisruh.

Sorry Boss,
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
 Sebab Sudah terlalu lama hati kami gundah
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
Sebab Sudah terlalu lama hati kami resah
Jangan salahkan, jika kami akhirnya benar-benar marah!
Kami bukan orang-orang lemah
Kami takkan berhenti melangkah
Sampai tuan berkata,
Ya Sudahlah,
Aku yang salah.




Jakarta, 2011

Karya: Mbah Nung
















Suatu pagi di-sebuah sekolah
Karya: Mbah Nung

Baru aku tahu
Ternyata sekolah jadi sapi perahan
Oleh kaki –tangan para pejabat
Yang berkedok lakukan pembinaan

Dalam sebuah pemeriksaan
Tanpa basa-basi kau minta
Ehm………. 8 juta
Sekolah sanggupi 5 juta
Lalu saling kedip mata
Dan nyanyikan lagu ya ya ya
Tanda setuju

Lalu aku bertanya-tanya
Koq bisa begitu?
Apa memang begitu?
Mari kita tanyakan
pada rumput yang bergoyang
Jakarta, Juni-2011

Suatu pagi di-sebuah sekolah
Karya: Mbah Nung

Baru aku tahu
Ternyata sekolah jadi sapi perahan
Oleh kaki –tangan para pejabat
Yang berkedok lakukan pembinaan

Dalam sebuah pemeriksaan
Tanpa basa-basi kau minta
Ehm………. 8 juta
Sekolah sanggupi 5 juta
Lalu saling kedip mata
Dan nyanyikan lagu ya ya ya
Tanda setuju

Lalu aku bertanya-tanya
Koq bisa begitu?
Apa memang begitu?
Mari kita tanyakan
pada Mbah Nung yg sudah tidak bergoyang.
Jakarta, Juni-2011

Catatan Kecil Orang Kecil
Karya: Mbah Nung

Masa  kecil  yang  kelam,
Terselubung  hitamnya  awan,
Dan  redupnya  matahari yang kusam.
Aku  melangkah  di-lorong-lorong  jahanam,
Tanpa kukenali mana siang mana malam.
Hanya satu yang aku tahu,
Semangatku tak boleh padam.

Usia  muda yang  terbebani,
Oleh himpitan zaman yang belum kukenali.
Siang malam ku kejar mimpi.
Lewati asa yang hampir mati,
Kadang kumerangkak,
karena tak lagi sanggup berdiri.
Kadang kuterkulai,
Terbujur tanpa kata tanpa suara.
Nafaspun tinggal satu-satu.

Namun tiba-tiba Engkau datang,
Dengan seribu malaikatMU.
Kaubangunkan aku dari mati suriku.
Aku ternganga dan berteriak,
Hendak kau bawa kemana aku?
Juni,2011

Guru Menggugat(1)
Karya: Mbah Nung

Beban di-pundak yang semakin berat
Harus dikerjakan  tanpa cacat
Dibawah bayang –bayang kezaliman
Para pengkhianat.
Yaitu para pejabat yang kuwalat.

Bagaimana tidak disebut pengkhianat kuwalat?
Semua biaya pendidikan disunat,
Untuk memanjakan sanak kerabat.
Apapun yang ada dibabat.

Wahai Sang Penguasa!
Lihatlah guru yang malang!
Katanya mau disejahterakan,
Tapi  kenapa tunjangan sertifikasi hanya ½ hati.
Katanya sebulan sekali,
Ini sudah hampir setahun,
koq belum dikabari.
Apa nunggu dulu kami mati,
Baru kemudian disantuni?





Wahai Sang Penguasa!
Kami tak sanggup lagi berbasa-basi,
Menunggu sikapmu yang tak pasti
Plintat-plintut kaya tukang obat
Hanya mengundang Tuhan melaknat,

Kami datang untuk menggugat.
Hentikan intimidasi,
Dan segeralah bertaubat.
Perbaiki akhlakmu,
Perbaiki moralmu.
Atau tunggu kami naik panggung dan bernyanyi
Lagu KEMATIAN ANAK NEGERI?
Atau tunggu kami MOGOK,
Sampai turun BAPAK  MENTERI?

Jakata, Juni- 2011











Pagiku  pagi-pagi
Karya: Mbah Nung
Pagi ini kubuka hariku dengan meriang.
Badan pegel2, kepala pusing dan keringat dingin.
Kutatap langit di luar nampak tak bersahabat.
Bahkan  matahari merangkak perlahan,
dengan wajah muram dan jutek.
Seolah mewakili wajah teman2ku,
Yang terlambat dapet tunjangan sertifikasi.
Jakarta 2011

Minggu, 22 Juli 2012

Hello kawan2 guru. Mari kita terus bahu- membahu memperbaiki kondisi pendidikan bangsa kita yg kian terpuruk. HDI kita peringkat 160-an. Yoo kita cari solusi

Jumat, 20 Juli 2012

GURU.COM:  Gonjang-ganjingdi-negerinya para malingKarya...

GURU.COM:




  
Gonjang-ganjing di- negerinya para maling
Karya: Mbah Nung

Aku hidup di negerinya para maling
Orang idealis dianggap sinting
Mau jadi pahlawan,
Malah diteriakin dan diusir seperti anjing

Wahai kawan
Haruskah aku melarikan diri?
Atau diam dan sembunyi?
Atau seperti dulu lagi,
Naik ke-panggung lalu bernyanyi.
Lagu genta demokrasi.
Lalu para petinggi mencaci –maki
Dengan lagu  najis konspirasi
Dengan lagu haram intimidasi

Jakarta 2011










Selasa, 17 Juli 2012

GONJANG-GANJING DI NEGERINYA PARA MALING BY MBAH NUNG






 Gonjang-ganjing di-negerinya para maling
 Karya:Mbah Nung


Aku hidup di negerinya para maling
Orang idealis dianggap sinting
Mau jadi pahlawan,
Malah diteriakin dan diusir seperti anjing

Wahai kawan!
Haruskah kita  melarikan diri?
Atau diam dan sembunyi?
Atau seperti dulu lagi,
Naik ke-panggung lalu bernyanyi.
Lagu genta demokrasi.
Lalu para petinggi mencaci –maki
Dengan lagu  najis konspirasi.
Dengan lagu haram intimidasi







 
THE VOICE OF TEACHERS
Karya:Mbah Nung

GURU BERTERIAK ratusan bahkan ribuan kali
Berhari2, berbulan2 bahkan bertahun2.
Hingga hari ini tak juga  didengar, tak tahu kenapa?
Setiap hari tenaga dan otak diperas
Sampai  kering keringat dan bahkan airmata kami.
MR. PRESIDENT,
Where are you  when  we need you?
Dimana keadilan yang kau dengung2kan?
Apa yang bisa lagi  kami  banggakan ?
You are very slow like a snail.
MR. PRESIDENT,
Where are our sertificationS  fund?
MR. PRESIDENT,
Where are our sertificationS fund?
MR. PRESIDENT,
Who is still proud of you now???????????

Jakarta 2011